Persahabatan dalam Islam
Bismillahirahmanirrahim, insya Allah kali ini kami akan berbagi tentang adab dan keutamaan menjalin hubungan dengan orang lain.
Persahabatan antara seseorang dengan
orang lain bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun
sebaliknya bisa juga menjauhkan diri dari-Nya. Persahabatan adalah buah
dari kebaikan akhlaq, sedangkan perseteruan adalah buah dari buruknya
akhlaq. Kebaikan akhlaq adalah akar dari kasih sayang, sementara
keburukan akhlaq adalah akar dari kebencian, dengki, dan permusuhan.
Buah dari akhlaq adalah segala sesuatu yang bersifat terpuji dan hal
inilah yang dapat membawa kita ke surga. Dalam salah satu riwayat
disebutkan, “Sikap yang akan membawa banyak manusia masuk ke dalam surga
adalah taqwa kepada Allah dan berakhlaq mulia.” [HR. Bukhari Muslim
dari Abi Hamid]
Dalam hadits lainnya disebutkan,
“Sesuatu yang terberat dan pernah diletakkan dalam Mizan (timbangan
amal) adalah akhlaq yang mulia.” [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu
Darda radhiyallahu 'anhu]
Pada saat persahabatan dilandasi oleh
cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka keutamaannya menjadi sangat
tinggi& dan mulia. Dari Al-Quran kita bisa mengambil pelajaran,
“Sekiranya saja engkau belanjakan seluruh apa yang ada di bumi, niscaya
engkau tidak akan dapat menundukkan qalbu mrk. Akan tetapi hanya
Allah-lah yang mampu menyatukan qalbu mereka.” [QS. Al-Anfaal: 63] Dalam
Surat Ali-Imran 103 pun Allah melarang kita bercerai-berai dan
bertikai.
“Sesungguhnya orang yg plng baik dkt
kdudukanny dgnku diantara kalian adl yg paling baik akhlaqnya &
senantias brsikp tdk sombong kpd sesama. Orang2 seperti itu trmsuk
klompok yg mencintai dan yg dicintai” HR. Thabrani dr Jabir ibn
Abdullah. “Seorang mukmin adalah siapa yg gemar mengasihi dan dikasihi
oleh sesamanya. Tiada kebaikan di dalam diri seseorang yg tdk gemar
mengasihi.”
“Siapa saja yg dikehendaki baik oleh
Allah, niscaya akan dikaruniai seorang sahabat yg soleh. jika ia sdh
lupa, maka sahabatnya yg soleh mengingatkannya. dan jika ia sdg sadar
maka sahabatnya yg soleh itu mau membantu menjaga serta mengawasinya.”
“Ssungguhnya Allah swt berfirman pd hari berbangkit nanti,”Dimanakah
mereka yg saling mngasihi krn Aku? Pada hari ini tdk ada naungan kecuali
naunganKu. Aku akan melindungi mereka dalam naunganKu.” HR. Muslim dari
Anas ibn Malik ra
“Pada saat seseorang berkunjung kpd
sahabatnya krn Allah swt, maka Allah swt akan mengirimkan malaikat dgn
diam2 kpdnya untuk menanyakan ‘Apa yg akan engkau lakukan? ‘Lalu ia
menjawab, ‘Aku amu mengunjungi saudaraku.’ Malaikat brtanya kembali,’
Apakah engkau ada keperluan? jawabnya, ‘Tidak ada.’ Malaikat
melanjutkan, ‘Apakah krn ia ada hub kerabat dgnmu?’ Jawabnya lagi,
‘Tidak.’ Sambung malaikat, ‘Apakah krn ia telah memberikan sesuatu
kpdmu?’ Jawabnya, ‘Tidak.’ Tanya malaikat kemudian, ‘Kalau begitu krn
apa engkau mengunjunginya?’ ia menjawab,’Aku mengasihinya krn Allah
swt..’Lalu malaikat berkata kepadanya,’Sesungguhnya Allah swt mengutus
aku kpdmu untuk menyampaikan berita bahwa Dia mengasihimu seperti engkau
mengasihinya, dan bahwa surga akan dianugerahkan kepadamu.” HR. Muslim
dari Abu Hurairah ra
Rasulullah Saw bersabda, “Brsahabatlah
dgn orang yg dpt mengingatkan kalian kpd Allah swt. yg kata2nya
menambahkah amal kalian dan yg membangkitkan kegairahan sanubarimu untuk
beramal bagi kepentingan akhirat ketika kalian memandang mereka”
Dalam menjalin persahabatan tdk semua
manusia cocok untuk dijadikan sahabat, “Manusia itu mengikuti kebiasaaan
sahabat dekatnya. Oleh krn itu, hendaklah salah seorang dr kalian
memikirkan siapa yg akan dijadikan shbt” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi.
orang yg akan kita ikat dgn tali persahabatan harus memiliki 5 perkara
pada dirinya: 1. Akal, 2. Akhlaq yg baik, 3. Bukan pengemar maksiat, 4.
bukan ahli bid’ah, 5. tidak bersikap haus dgn urusan dunia. Akal adalah
pokok, seseorang yg menggunakan akalnya memahami apa yg dilakukannya,
sementara yg tdk mnggunakannya tdk mengerti haq dan bathil Al-Junaid
rahimahullah berkata:”Prsahabatan dgn orang fasik yg brakhlaq baik lebih
aku sukai drpd prsahabatan dgn orang trpelajar namun berakhlaq buruk..”
Alqamah al-Atharidi berwasiat kod anak
laki2nya, “Wahai anakku, apabila engkau merasa perlu u/ brsahabat, maka
bersahabatlah dgn orang yg akan menyalamatkanmu jika engkau
menyelamatkannya, yg akan meningkatkan keindahan akhlaqmu jika engkau
bersahabat dgnnya, yang akan membantumu ketika engkau berada dalam
kesulitan, apabila engkau mengulurkan tanganmu kpdnya, ia akan
mengulurkan tangannya kpdmu. ia akan membantumu dlm perbuatan baik yg
engkau kerjakan. ia akan menghilangkan keburukannmu apabila ia
melihatnya. ia akan memberimu apabila engkau menginginkan sesuatu
darinya. ia akan memulai pembicaraan dgnmu ketika engkau hanya berdiam
diri. ia akan menolongmu ketik bencana menimpa dan menyakitkanmu. ia
akan mendukungmu dalam rencana perbuatan baikmu ia akan menyampaikan
perbedaan pendapatnya, dgn pendapatmu di tempat trhormat ketika
perbedaan pendapat diantara kalian suatu ketika muncul.
Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
pernah berkata, “Sahabatmu yang sejati adalah siapa yang setia
bersamamu, yang rela menderita demi kebaikanmu, yang mendatangimu
apabila engkau ditimpa musibah dan yang bersedia berkorban demi
menolongmu. Abu Dzarr al-Ghiffari radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Kesendirian lebih baik daripada sahabat yang berakhlaq buruk dan
sahabat yang berakhlaq baik lebih baik daripada kesendirian.
Dari semua paparan singkat di atas, dapatlah kita menarik beberapa hikmah penting]
- Bersahabatlah atas dasar keimanan kepada Allah Ta’ala
- Jadikan akhlaq mulia sebagai landasan pokok dalam menjalin persahabatan
- Pilah dan pilihlah orang yang akan engkau jadikan sahabat
- Karena kita tinggal di negeri yang mayoritas non-muslim, jika kita berteman dengan orang kafir, berkelakukanlah dengan baik namun tanpa mencintainya.
Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar